PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR MELALUI KEGIATAN PELATIHAN KADER POSBINDU PTM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS

Abstract

Tingginya prevalensi penyakit Hipertensi dan sebagian besar anggota keluarga di Desa Saguling memiliki perilaku merokok maka terdapat risiko terjadinya masalah kesehatan jantung dan pembuluh darah, masyarakat saguling telah memiliki komitmen dengan pembentukan Posbindu PTM. Untuk meningkatkan peran dan fungsi PTM Posbindu, maka diperlukan sumber daya manusia yang memahami manajemen pengelolaan Posbindu sehingga upaya promotif dan prevalensi penyakit menular dapat berjalan dengan maksimal. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan peran dan fungsi posbindu memalui meningkatkan kapabilitas dan kompetensi kader posbindu PTM dengan kegiatan “Pelatihan Kader Posbindu PTM” . Setelah mengikuti pelatihan kader Posbindu PTM, peserta latih mampu memahami tatalaksana  kegiatan Posbindu PTM dengan system 5 meja serta  mampu memahami tatacara pecatatan dan pelaporan hasil kegiatan. Merode yang digunakan dalam pelatihan kader posbindu PTM adalah Pembelajaran Teori, simulasi praktik Keterampilan dan metode evaluasi yang digunaka adalah test tulis pre test post test dan test keterampilan. Hasil Kegiatan Pelatihan Pelatihan Kader Posbindu PTM Sabilulungan dilaksanakan pada bulan Februari s.d Maret 2019 selama 3 hari, bertempat di Aula Desa Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis.  Kegiatan pelatihan kader Posbindu diikuti oleh 12 Kader yang sudah ditetapkan oleh Kepala Desa Saguling. Kegiatan pelatihan dilaksanakan atas kerjasama antara Posbindu PTM Sabilulungan, Desa Saguling, Pusekesmas Baregbeg dan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Galuh Ciamis. Hasil Pre-Test dan Post Test Pelatihan. menunjukan bahwa perbandingan rerata nilai pengetahuan pre test sebesar 15.20 dengan rerata nilai post test sebesar 23.65 setelah dilakukan pelatihan Posbindu PTM terjadi peningkatan pengetahuan. Sedangkan perbandingan aspek sikap menunjukan, nilai reata sikap pre test sebesar 14.37 dan nilai rerata sikap post tes sebesar 18.33, bisa dikatan terjadi peningkatan sikap 30% setelah dilakukan pelatihan.